LAPORAN MAGANG 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Magang III merupakan
salah satu mata kuliah kependidikan yang wajib lulus dan harus ditempuh oleh
mahasiswa S-1 FKIP UST untuk mendapatkan gelar sarjana. Magang III dilaksanakan
di sekolah guna memberikan pengalaman, wawasan pedagogik, dan profesional bagi
para mahasiswa calon guru. Magang III merupakan bagian penting dan merupakan
prakondisi dari sistem penyiapan guru professional.
Berdasarkan UU Guru dan Dosen No.
14 Tahun 2005, seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik diperoleh melalui
pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Kompetensi guru
meliputi kompentensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Sertifikat
pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan dan diberikan
oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi dan ditunjuk oleh Dikti/ Depdiknas. Selain UU Guru dan Dosen No.
14 Tahun 2005 ada juga berbagai landasan hukum yang mendasari pelaksanaan
program Magang III antara lain :
1. UU No 20/2003
pasal 40 Ayat 2
2. PP No
19/2005 pasal 28
3. Peraturan
Presiden No 8 Tahun 2012 tentang KKNI Pasal 1 ayat 1
4.
Permendikbud No 49 Tahun 2014
tentang SNPT Bagian keempat Pasal 10 ayat 1 dan 2 dilanjutkan pasal 13 ayat 1,
pasal 14 ayat 4 dan 5, serta pasal 26 ayat 6 dan 7
Oleh karena itu mengingat begitu pentingnya program
Magang III yang bertujuan agar mahasiswa memiliki landasan jati diri pendididik
yang kuat, memiliki dasar-dasar kompetensi akademik kependidikan dan sosial yang baik. Faktor-faktor itulah yang
melatarbelakangi pelakasanaan magang III di SMA Negeri 9 Yogyakarta.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana kondisi kelas di SMA Negeri 9 Yogyakarta?
2.
Bagaimana kompetensi pedagogik
guru di SMA Negeri 9 Yogyakarta?
3.
Bagaimana kompetensi profesional
guru di SMA Negeri 9 Yogyakarta?
4.
Bagaimana kompetensi kepribadian
guru di SMA Negeri 9 Yogyakarta?
5.
Bagaimana kompetensi sosial guru
di SMA Negeri 9 Yogyakarta?
6.
Bagaimana pelaksanaan
pembelajaran terbimbing di SMA Negeri 9 Yogyakarta?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui kondisi kelas di SMA Negeri 9 Yogyakarta
2.
Mengetahui kompetensi pedagogik
guru di SMA Negeri 9 Yogyakarta.
3.
Mengetahui kompetensi profesional
guru di SMA Negeri 9 Yogyakarta.
4.
Mengetahui kompetensi kepribadian
guru di SMA Negeri 9 Yogyakarta.
5.
Mengetahui kompetensi sosial guru
di SMA Negeri 9 Yogyakarta.
6.
Mengetahui pelaksanaan
pembelajaran terbimbing di SMA Negeri 9 Yogyakarta ?
BAB II
HASIL
MAGANG III
A. Hasil Observasi
1. Kondisi Kelas
SMA Negeri 9 Yogyakarta merupakan
SMA Negeri yang berada di Sagan, Daerah Istimewa Yogyakarta. SMA Negeri 9
Yogyakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan dibawah naungan Departemen
Pendidikan Nasional yang menggunakan model sekolah Imtaq (iman dan takwa) yang
memiliki tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.
Manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki ketrampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab
kemasyarakat dan bangsa.
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di SMA Negeri 9 Yogyakarta, kondisi sekolah bagus, sehingga proses
pembelajaran di lakukan dengan nyman. Kondisi fisik kelas bagus, gedungnya
bagus dan kokoh, kondisi kelas nyaman, aman untuk proses pembelajaran dan fasilitas
kelas sudah memadai.
Siswa di SMA Negeri 9 Yogyakarta
memiliki potensi yang bermacam-macam. Potensi yang dimiliki siswa cukup merata,
tidak hanya dalam bidang akademik saja, akan tetapi ada pada bidang olahraga,
bidang seni, dan bidang keorganisasian. Selain itu, guru juga sudah mempunyai
potensi yang mencukupi, baik itu dalam hal penguasaan karateristik siswa, dalam
menyampaikan pelajaran,dalam mengembangkan kurikulum, dan juga dalam melihat
potensi yang dimiliki oleh peserta didiknya.
Fasilitas yang digunakan untuk
menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran sudah cukup memadai. Fasilitas yang
ada kondisinya layak pakai. Selain itu juga terdapat media yang digunakan untuk
menunjang kegiatan pembelajaran seperti LCD proyektor beserta layarnya. Untuk pojok
baca sudah di sediakan, terdapat kegiatan literasi yang dilaksanakan selama 15
menit sebelum dimulainya pelajaran. Sedangkan untuk struktur organisas kelas
memang sudah terbentuk, dan ditempel di lingkungan kelas.
2. Kompetensi Pedagogik
Pada pengamatan tentang
kompetensi pedagogik guru SMA Negeri 9 Yogyakarta. Pada pengamatan
poin kesiapan mengajar dan perangkat pembelajarannya didapati hasil sebagai
berikut. Pada aspek tersebut didapati guru yang kami observasi memiliki
kesiapan yang sangat siap dalam membuat materi sesuai dengan silabus dan RPP,
kemudian dibuat dan dikemas dengan media power point yang selanjutkan dapat di
presentasikan kepada peserta didik yang diajar. Guru tersebut juga sudah sangat
menguasai materi atau bahan ajar yang hendak diajarkan kepada peserta didik. Hal
tersebut dibuktikan dengan lancarnya proses kegiatan belajar mengajar pada
peserta didik di dalam kelas. Adapun metode pembelajaran guru yang kami
observasi juga menggunakan animasi untuk memperkuat ingatan peserta didik.
Pada pengamatan tentang kemampuan
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi didapati hasil sebagai berikut.
Guru yang kami observasi sudah dapat dikatakan handal dalam menguasai teknologi
hal tersebut dapat dibuktikan dalam pembuatan bahan ajar yang berbasis power
point dan animasi. Media tersebut digunakan untuk menjelaskan materi materi
dalam fisika yang berdampak penambahan pemahaman pada peserta didik.
Dalam mengenali keunggulan dan
kelemahan peserta didik. Guru yang kami amati dapat dikatakan bahwa guru
tersebut sangat handal dalam mengenali keunggulan dan kelemahan peserta didik.
Metode awal yang dilakukan guru yang kami observasi adalah dengan mengenal
nama-nama peserta didik yang diajar. Selanjutnya guru tersebut menyuruh
beberapa anak untuk mengerjakan soal di papan tulis secara bergiliran. Hal
tersebut dilakukan untuk mengenali kemampuan peserta didik. Jika dalam satu
kelas memiliki indeks kemampuan berhitung kurang lebih dari angkatan lain maka
hal yang dilakukan oleh guru yang kami amati adalah dengan menurunkan tempo
pengajaran agar tercipta kondisi kelas yang efektif. Jika
Kondisi kelas mulai tidak efektif maka hal yang
dilakukan oleh guru tersebut adalah mengisi dengan game atau ice breaking
sehingga pelajaran bisa dilanjutkan dengan baik.
Pada penguasaan materi,
pendekatan strategi, metode dan media pembelajaran. Guru yang kami amati
memiliki kompetensi yang handal dalam aspek tersebut. Ada beberapa cara yang
dilakukan oleh guru yang kami observasi agar peserta didiknya dapat paham dan
menyenangi materi yang disampaikan oleh guru tersebut. Hal tersebut bertujuan
untuk menambah daya ingat peserta didik terhadap materi yang disampaikan dengan
cara menggunakan media pembelajaran berbasis observasi terhadap lingkungan. Guru
membawa media pembelajaran sebagai alat untuk menjelaskan materi agar dipahami
oleh peserta didik lalu peserta didik melakukan diskusi dan menganalisa materi
yang terkait dalam pembelajaran di kelas. Adapun metode-metode yang dilakukan
oleh guru selain observasi adalah dengan menggunakan power point dan animasi
hal tersebut dapat meningkatkan konsentrasi dan daya ingat pada peserta didik
yang membuat peserta didik tidak bosan dan jenuh dalam belajar bahasa Inggris.
Pada kemampuan mengevaluasi hasil
pembelajaran, guru yang kami observasi memiliki metode dalam Mengevaluasi hasil
belajar dengan memberikan tugas kepada siswa maupun siswi sesuai indikator
pembelajaran yang telah dilalui atau melakukan tes berupa ulangan untuk
mengetahui pemahaman siswa maupun siswi dalam penguasaan materi.
Pada kemampuan mengelola kelas,
guru yang kami amati memiliki kompetensi yang tinggi dalam kemampuan mengelola
kelas hal ini ditunjukkan dalam kemampuan Guru tersebut dapat menggunakan
sarana dan prasarana yang di sediakan dengan baik seperti penggunaan proyektor,
papan tulis dan sebagainya. Sedangkan untuk interaksi peserta didik dengan guru
juga sangat baik. Peserta didik sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran bahasa
Inggris hal tersebut dapat terlihat dari peserta didik yang selalu aktif dalam
mengerjakan soal latihan.
Dalam kemampuan menyampaikan
materi, guru yang kami amati dapat dikatakan handal dalam menyamaikan materi. Guru
tersebut mampu mengimplementasikan rpp dengan baik dan mampu memahami kondisi
psikis peserta didik saat pembelajaran.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional merupakan
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Berdasarkan hasil observasi di
SMA Negeri 9 Yogyakarta, kemampuan penguasaan materi pembelajaran sudah baik,
guru sudah memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang berhubungan
dengan materi ajar bahasa Inggris. Memahami hubungan konsep antara mata
pelajaran bahasa Inggris dan menerapkan konsepnya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kompetensi Kepribadian Guru
Guru adalah salah satu unsur
penting yang harus ada sesudah siswa. Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didiknya. Guru juga merupakan seseorang yang harus digugu atau ditiru
oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Guru yang harus digugu artinya segala
sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai
kebenaran oleh semua murid. Guru harus ditiru maksudnya guru harus menjadi
panutan bagi muridnya. Dalam mengembangkan Kompetensi Jati diri/Kepribadian
Guru, ada beberapa aspek yang harus dicapai oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi,
semua guru di SMA Negeri 9 Yogyakarta berpakaian dengan rapi dan sopan. Disana para
Guru maupun siswa diwajibkan untuk mengenakan seragam sesuai dengan peraturan
tata tertib sekolah. Misalnya di hari senin, pada saat upacara Bendera sekolah
diwajibkan para guru untuk memakai seragam dinas lengkap dengan topi yang sudah
disediakan oleh sekolah. Di hari lain misalnya hari rabu kamis diwajibkan
memakai Batik yang sudah disepakati bersama. Guru yang kami observasi cara
berpakaiannya sangat rapi dan sopan sehingga dapat menjadi contoh teladan yang
baik untuk anak didiknya.
Pada saat menyampaikan materi,
beliau terlihat sangat menguasai materi yang disampaikan kepada anak didiknya,
sangat optimis, percaya diri dan berani bertanggung jawab dalam menanggapi saran/kritik
dan pendapat dari anak didiknya, sangat menguasai bahasa dan cara berbicara
atau menyampaikannya dengan baik serta tidak terbata-bata. Dalam hal ini
kemampuan mengajarnya beliau sudah sesuai dengan standar kompetensi.
A) Keselarasan kata dan tindakan
Guru yang diobservasi adalah
sosok yang jujur. Beliau diberi tugas dan tanggung jawab yang sangat besar
untuk mendidik, membimbing, dan mengarahkan anak didiknya, serta dapat
dipercaya dalam melaksanakan semua tugas-tugas yang diberikan oleh pihak sekolah.
Beliau juga sangat mematuhi semua aturan tata tertib sekolah. Apa yang
disampaikannya pasti akan beliau tepati sesuai kesepakatan bersama.
B)
Kewibawaan
Kewibawaaan yang ada pada diri
guru baik ketika di dalam kelas maupun di luar kelas sudah baik. Hal ini
terlihat ketika guru tersebut menyampaikan materi pembelajaran di kelas, para
siswa sangat antusias dan memperhatikan materi yang disampaikan guru. Begitu
pula ketika di luar kelas, para siswa selalu menghormati dan menghargai beliau
sebagai seorang guru yang menjadi panutan para siswa.
C)
Kearifan
Beliau merupakan sosok yang
rendah hati dan dalam mengambil suatu keputusan beliau memberi kesempatan atau
persetujuan dari pihak lain untuk memberi pendapat atau tanggapannya, beliau
juga salah satu guru yang sangat sabar dalam menghadapi para siswanya, sopan
dalam berbicara dan bertindak kepada siapapun.
Tanggung jawab yang diberikan
pihak sekolah kepada beliau sudah sangat terlihat ketika beliau menjalankan
tugasnya yaitu mendidik, membimbing, mengarahkan dan memberi pemahaman terhadap
para siswanya dengan pendidikan atau mengajar dengan apa yang beliau dapatkan
sebelumnya atau pelajari sebelumnya. Beliau sangat taat pada aturan sekolah
yang diterapkan, dengan datang tepat waktu. Beliau juga merupakan pribadi yang
sangat cermat dalam mengajar dan juga sangat konsisten dalam mengajar dan
mendidik siswanya.
E)
Memiliki sikap ramah dan empati pada lingkungan
Beliau adalah salah satu guru
yang memiliki sikap ramah, terlihat ketika berpapasan atau bertemu dengan guru,
karyawan, maupun siswa di sekolah beliau selalu tersenyum dan menyapanya dengan
sangat ramah. Beliau juga sangat peduli dengan lingkungan sekolah, dengan
memperhatikan kebersihan dan kedisiplinan para siswanya. Beliau akan menegur
bagi siapa saja baik itu para siswa maupun guru yang tidak menjaga kebersihan
lingkungan sekolah.
F) Menjadi teladan/contoh bagi sesama guru, karyawan, maupun peserta didik
Sifat dan kepribadian yang
dimiliki guru banyak menjadi teladan bagi sesama guru, karyawan, maupun peserta
didik seperti sifat ramah, sopan, rendah hati dan kreatif.
G) Pengendalian
diri dalam berbagai situasi dan kondisi
Pengendalian diri yang dimiliki
guru sudah baik. Hal ini terlihat ketika menghadapi situasi dan kondisi di
dalam maupun di luar kelas, misalnya menghadapi situasi kelas yang kurang
kondusif ataupun ada siswa yang perilakunya kurang baik. Guru dapat mengontrol
emosi dengan baik, artinya guru tidak langsung memarahi namun menggunakan
metode yang efektif dan edukatif dalam menghadapi kondisi seperti itu.
H) Adil
dalam memperlakukan siswa
Guru selalu berusaha untuk adil
dalam memperlakukan siswa. Hal ini terlihat guru selalu objektif dalam menilai
siswa. Guru tidak Membeda-bedakan para siswa, misalnya
terhadap siswa yang lebih pintar dan kurang pintar, perbedaan latar belakang
siswa dan sebagainya.
Gambar 1. Guru yang sedang mengajar di
kelas
5.
Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi sosial guru yaitu
kemampuan dan kecakapan seorang guru dalam hal berkomunikasi dan berinteraksi
secara aktif. Komunikasi dan interaksi tidak hanya dengan siswa tetapi juga
dengan orang tua siswa. Hal tersebut bertujuan untuk menjalin komunikasi dua
arah, yaitu komunikasi guru dengan siswa dan komunikasi guru dengan orang tua.
Pada pengamatan mengenai kompetensi sosial guru kami meneliti dari beberapa
aspek, yang pertama dari aspek cara berkomunikasi, yang kedua dari aspek
pemahaman dan penyesuaian diri dengan kondisi siswa, yang ketiga dari aspek
kerjasama dengan pejabat sekolah, sesama guru, peserta didik, dan karyawan.,
yang keempat dari aspek kemampuan memotivasi peserta didik serta teman sejawat,
dan yang keenam dari aspek toleransi terhadap keragaman siswa.
Pengamatan berkaitan dengan aspek
yang pertama, kami menilai cara berkomunikasi guru, baik secara lisan atau
tulis sudah baik. Hal tersebut terlihat ketika dalam menyampaikan materi
dikelas bahasa yang disampaikan oleh guru sudah dapat membuat siswa dapat
memahami materi yang disampaikan, walaupun belum secara maksimal
pemahamannya.Selain itu, volume suara guru ketika menjelaskan materi sudah
jelas dan terdengar oleh siswa yang duduk di kursi belakang. Kemudian pada
komunikasi secara Tertulis,
tulisan guru pada whiteboard yang
bertujuan untuk menjelaskan materi pelajaran sudah bagus dan dapat dibaca oleh
semua siswa, selain itu dalam menuliskan rumus grammar sudah benar dan terlihat
jelas, sehingga siswa dapat memahami rumus-rumus tersebut dengan baik. Dari
beberapa hal diatas, kami menyimpulkan bahwa kemampuan kompetensi guru
berkaitan dengan aspek yang pertama sudah baik.
Selanjutnya pengamatan yang
berkaitan dengan aspek yang kedua, kami menilai bahwa kemampuan guru dalam
pemahaman dan penyesuaian guru terhadap kondisi peserta didik sudah baik. Hal
ini terlihat dari kemampuan guru yang sudah dapat memahami intelektual, watak
masing-masing siswa, potensi masing-masing siswa, kemampuan awal yang dimiliki
siswa, dan kesulitan yang dialami siswa. Semua hal diatas dapat dipahami oleh
guru dikarenakan pada saat melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas guru
tidak hanya mengajar saja, tetapi juga sambil melakukan pengamatan terhadap
kondisi diri siswa-siswa yang diajarnya. Selain itu guru juga sangat memahami
kondisi siswa-siswa yang mempunyai hubungan yang dekat dengan guru, seperti
siswa yang sering mengikuti bimbingan untuk persiapan lomba olimpiade. Guru
juga memahami siswa-siswa yang memiliki kesulitan dalam memahami pelajaran.
Siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam hal memahami pelajaran tersebut
selalu diperhatikan secara khusus ketika pembelajaran di kelas, bentuk
perhatian khususnya yaitu selalu ditanya ketika sudah menyampaikan materi, dan
dipantau ketika sedang mengerjakan latihan soal. Dari perilaku guru yang sudah
disebutan kami dapat menyimpulkan bahwa kemampuan guru dalam hal pemahaman diri
dengan kondisi peserta sudah baik.
Aspek yang selanjutnya yaitu berkenaan dengan
kerjasama dengan pejabat sekolah, sesama guru, karyawan dan peserta didik,
menurut pengamatan kami kemampuan guru pada aspek ini sudah baik. Hal ini
terlihat ketika guru itu ikut berkontribusi
dalam menangani permasalahan sekolah. Bentuk menanganinya tersebut ikut
melaporkan apabila ada siswa yang sering tidak masuk dalam mata pelajaran yang
diajarnya. Selain itu guru juga selalu mengikuti agenda rapat yang dijadwalkan
pihak sekolah kecuali jika ada kepentingan yang sangat mendesak baru guru izin
tidak mengikuti agenda rapat. Dari beberapa hal diatas kami menyimpulkan bahwa
kemampuan guru dalam aspek kerjasama dengan pejabat sekolah sudah baik.
Berikutnya pengamatan pada aspek
kemampuan menghargai pendapat dan hak-hak orang lain, menurut pengamatan kami
kemampuan guru pada aspek menghargai hak orang lain sudah baik. Hal tersebut
terlihat dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas, guru tidak melarang
para siswa untuk berpendapat atau menyanggah apabila guru keliru dalam
penjelasan materi. Hal itu terlihat pada saat pembelajaran di kelas, ada
beberapa siswa yang mengemukakan pendapat, ada yang sekedar menjawab pertanyaan,
ada juga yang bertanya terkait materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu
guru juga tidak membeda-bedakan siapa saja yang boleh berpendapat, semua murid
diperbolehkan untuk berpendapat. Dari hal diatas kami menyimpulkan bahwa
kemampuan guru pada aspek menghargai pendapat dan hak orang lain sudah cukup
baik.
Aspek yang selanjutnya atau aspek
kelima yaitu aspek tentang kemampuan dalam memotivasi siswa dan teman sejawat.
Menurut pengamatan kami kemampuan guru dalam memotivasi siswa dan teman sejawat
sudah cukup baik. Hal ini terlihat ketika dalam pengajaran di kelas. Guru
memang tidak sering memberi motivasi, tetapi pada waktu-waktu tertentu seperti
menjelang UN, guru sering memberikan sedikit motivasi. Walaupun jarang memberi motivasi
tapi sekali memberikan dapat membuat siswa-siswa tambah semangat dan membuang
hal-hal yang menghambat untuk berprestasi. Bentuk motivasi yang diberikan yaitu
berupa cerita tentang perjuangan tokoh yang awalnya biasa-biasa aja tapi kini
sudah menjadi orang yang besar. Hal seperti ini tidak hanya diberikan pada
siswa, tapi kadang juga kepada sesama
guru. Dari hal diatas kami dapat menyimpulkan bahwa kemampuan guru dalam
memberikan motivasi sudah cukup baik.
Aspek yang terakhir atau keenam
diamati pada bagian kompetensi sosial guru yaitu aspek tentang toleransi
terhadap keragaman siswa. Menurut pengamatan kami kemampuan toleransi yang
diberikan guru sudah baik, hal ini terlihat ketika guru mengajar atau pada saat
proses belajar mengajar guru tidak membeda-bedakan atau mengistimewakan
siswa-siswa tertentu. Guru menganggap semua siswa sama, walaupun di kelas terdapat
perbedaan agama dan ras. Tetapi guru tidak mempermasalahkan hal itu. Selain itu
juga tidak ada anak yang merasa di anak tirikan, semua siswa merasa dianggap
sama rata. Dari hal diatas kami menyimpulkan bahwa kemampuan guru dalam hal
memberi toleransi sudah baik.
B. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Terbimbing
Pelaksanaan praktik pembelajaran
terbimbing dilaksanakan setelah mahasiswa melakukan observasi pembelajaran di
kelas dan telah membuat perangkat pembelajaran. Setelah melaksanakan observasi
di kelas mahasiswa praktikan baru diperkenankan untuk melaksanakan praktik
pembelajaran yang merupakan inti dari pelaksanaan kegiatan Magang III. Sebelum
melaksanakan pembelajaran di kelas, mahasiswa perlu membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibimbing oleh guru pembimbing masing-masing.
Dalam melaksanakan praktik
pembelajaran dikelas, mahasiswa tidak selalu diawasi dan didampingi oleh guru
pembimbing. Hal ini dilakukan untuk memantau sejauh mana perkembangan praktikan
dalam tiap praktik pembelajaran serta untuk memberikan masukkan dan kritikkan
atas penampilan (cara mengajar) praktikan dan untuk mengevaluasi RPP yang telah
dibuat sebagai acuan pembelajaran. Mahasiswa diberikan bimbingan mengenai cara
melaksanakan dan mengelola proses pembelajaran di dalam kelas.
Mahasiswa praktikan juga harus
menguasai materi yang akan diberikan kepada siswa dengan baik dan terurut
sehingga dalam menyampaikan materi dilakukan dngan sistematis dan logis. Selain
itu, mahasiswa harus membangun interaksi yang baik dalam berlangsungnya
pembelajaran, harus bisa menggunakan
media pembelajaran, menggunakan bahasa yang baik dan benar, dan mengalokasikan
waktu sebaik mungkin agar terciptanya komunikasi yang baik dan pembelajaran
menjadi efektif.
Mahasiswa harus berpenampilan
yang rapi, penuh percaya diri dan luwes saat berada didepan kelas untuk
menyampaikan materi. Selanjutnya, mahasiwa mengevaluasi proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan sebagai bentuk perbaikan dan perencanaan lebih baik
kedepannya. Kegiatan terakhir, mahasiswa menutup pelajaran yang dilakukan
dengan membuat/menarik kesimpulan dari seluruh proses pembelajaran dan mengucap
salam serta mengakhiri dengan berdoa.
Selain mengajar bahasa inggris,
mahasiswa praktikan juga melaksanakan kegiatan persekolahan yang dapat membantu
proses pendewasaan mahasiswa dan memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa
ketika nanti sudah menjadi guru/ pendidik. Diantaranya seperti kegiatan
menyambut siswa, piket harian, kultum, dan kegiatan sekolah lainnya.
Gambar 2. Praktik
Pembelajaran Terbimbing
Berikut ini pelaksanaan kegiatan
pembelajaran terbimbing di SMA Negeri 9 Yogyakarta.
1.
Tuti Tuniawati (2014002080)
Guru Pembimbing: Tri Raharjo, S.Pd.
No
|
Tanggal
|
Praktik Pembelajaran Terbimbing
|
1.
|
10 September 2018
|
Pembelajaran di kelas X IPS Materi
Biography recount text
|
2.
|
10 September 2018
|
Pembelajaran di kelas X IPS Materi
Biography recount text
|
3.
|
11 September 2018
|
Pembelajaran di kelas X MIPA 2
Menjelaskan kembali Biography recount text
|
4.
|
13 September 2018
|
Praktikum di kelas X IPA 3 Materi
tentang Biography recount text
|
2.
Shofiyah Nova Hastuti (2015002088)
Guru Pembimbing: Tri Raharjo,S.Pd.
No
|
Tanggal
|
Praktik Pembelajaran Terbimbing
|
1.
|
11 September 2018
|
Pembelajaran di kelas XI IPA 3
Materi Invitation
|
2.
|
12 September 2018
|
Pembelajaran di kelas XI IPA 2
Materi
Invitation
|
3.
|
18 September 2018
|
Pembelajaran di kelas XI IPA 4
Materi Invitation
|
4.
|
14 September 2018
|
Pembelajaran di kelas XI IPA 1
Materi Invitation
|
3. Muhammad
Fikri (2014005098)
Guru Pembimbing: Tri Raharjo,S.Pd.
No
|
Tanggal
|
Praktik Pembelajaran Terbimbing
|
1.
|
12 September 2018
|
Praktik mengajar terbimbing di kelas XI IPA 4
Materi Short Story
|
2.
|
13 September 2018
|
Praktik mengajar terbimbing di kelas XI IPA 4
Materi Short Story
|
3.
|
14 September 2018
|
Praktik mengajar terbimbing di kelas XI IPS
Materi Short Story
|
4.
|
14 September 2018
|
Praktik mengajar terbimbing di kelas XI IPA
4
Materi short story
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan
pelaksanaan pembelajaran terbimbing magang III di SMA Negeri 9 Yogyakarta dapat
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Kondisi kelas di SMA Negeri 9
Yogyakarta sudah baik. Gedung kelas dan sarana serta fasilitas kelas sudah
mampu dalam mendukung kegiatan pembelajaran di kelas.
2.
Guru di SMA Negeri 9 Yogyakarta
sudah memiliki Kompetensi Pedagogik yang baik dan sesuai dengan stantar
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Guru sudah memiliki kemampuan
mengajar dan menggunakan media pembelajaran, menggunakan teknologi, strategi
mengelola dan mengevaluasi yang baik.
3.
Kompetensi professional guru di
SMA Negeri 9 Yogyakarta sudah cukup baik, guru memiliki kemampuan penguasaan
materi pembelajaran yang baik, guru sudah memahami struktur, konsep dan metode
keilmuan yang koheren dengan materi ajar bahasa Inggris.
4.
Kompetensi jati diri/ kepribadian
guru di SMA Negeri 9 Yogyakarta secara keseluruhan sudah sesuai dengan standar
kompetensi yang harus dimilki oleh seorang guru. Guru sudah memiliki sikap
percaya diri, ramah, berwibawa, arif, tanggung jawab, disiplin serta menjadi
teladan bagi sesama guru, karyawan, maupun peserta didik.
5.
Guru di SMA Negeri 9 Yogyakarat
sudah memiliki Kompetensi sosial yang baik dan sesuai dengan stantar kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru. Guru sudah memiliki kemampuan
berkomunikasi, pemahaman dan penyesuaian diri, kerja sama dan toleransi yang
baik.
B.
Saran
Sebagai calon guru hendaknya kita
mengerti dan memahami tentang kondisi kelas, kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi jati diri/
kepribadian guru, dan kompetensi sosial dari seorang guru. Selain itu kegiatan
praktik pembelajaran terbimbing Magang III di SMA Negeri 9 Yogyakarta menjadi
bekal bagi kita ketika menjadi guru. Seperti prinsip Ki Hadjar dewantara yaitu
niteni, nirokke dan nambahi. Artinya setelah observasi dengan mendalam,
selanjutnya menirukan/ mencontoh hal-hal yang baik serta kemudian menambahkan
hal-hal yang belum ada sehingga ilmu yang di dapat dari Magang III di SMA
Negeri 9 Yogyakarta dapat berguna dan bermanfaat kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dewobroto, Bambang
Trisilo, dkk. 2017.
Pedoman Pelaksanaan Magang
III.
Yogyakarta
Komentar
Posting Komentar